Langsung ke konten utama

Berapa besar harta yang sanggup kita sumbangkan tanpa rasa menyesal?

Negeri ini tengah dirundung bencana. Amplop-amplop penggalangan dana bersliweran hampir tiap bulan.

Sebisanya, tiap-tiap dari kami mengisi amplop-amplop tersebut, meski tidak banyak,paling tidak cukup untuk membuktikan kami cukup peduli atas musibah yang menimpa saudara-saudara di belahan bumi yang lain. Tak jarang juga gw  membatin, koq sumbangan lagi sumbangan lagi abis dong duit gw...hmm wajar aja sih..secara kita punya naluri mempertahankan diri (gharizatu baqo) yang salah satu manifestasinya adalah suka akan harta (to support our life)

Bahkan mungkin gw bereaksi, oke gw udah nyumbang untuk bencana ini ke pos anu, berarti cukup lah.. ga usah lagi nyumbang di pos yang itu....

Wajar juga..kan ga mesti semua uang gw disumbangkan, boleh dong kita menikmati buat diri gw sendiri....

Tapi setelah agak lama jadi mikir ulang..gw bayangkan kalo keadaannya dibalik, gw yang ada di posisi warga Jogja,Pangandaran, imagine what I'm expecting from saudara seiman di seluruh penjuru bumi Allah...kalo gw tau, bantuan itu cuma dana 'sekedarnya'..ya pantesan  aja ada yang sampe sekarang masih terlantar...

Memang bukan tanggung jawab individu sih, ada pemerintah yang sudah semestinya menanggulangi bencana..tapi kalo melihat fakta pemerintah sekarang dan lagi  gw mampu membantu..kan juga ga ada salahnya ya ga sih...?

Jadi inget lagi 'cerita' Fastabiqul Khairat (berlomba-lomba dalam kebaikan)nya para Sahabat pilihan...

Usman Bin Affan menyerahkan sepertiga dari hartanya

Umar Bin Khatab menyerahkan setengah dari hartanya

Abu Bakar menyerahkan seluruh dari apa yang seluruh harta benda yang dimilikinya..

Ketika para sahabat terhenyak dan merasa khawatir akan penghidupan Abu bakar dan keluarganya di keesokan hari, dengan yakin ABu Bakar menjawab.."cukuplah Allah dan Rasulnya bagi ku...

Ada dua hikmah rasanya yang bisa kita ambil dari potongan sejarah itu..

1. Rizqi biyadillah..percayalah bahwa rizqi datangnya dari sisi Allah, bukan dari boss, dari kantor, kalo Allah mau, bisa saja dalam hitungan detik apa yang menjadi milik kita hilang

2. Maksimal dalam melakukan amalan berpahala, bahkan dalam aktivitas shadaqah


Hiikss..jadi malu hati nih...yuk bersegera dalam bertawakal di jalanNya...

Komentar

  1. Jadi ingat kakek gw yg selama beberapa belas tahun ini mencoba untuk hidup zuhud. Beliau selalu mencoba menyumbangkan rezeki yang ada padanya untuk orang yg lebih membutuhkan. Terkadang sampe lupa sama diri sendiri. Pernah uang di kantongnya tinggal seribu rupiah (waktu itu uang seribu masih bernilai lumayan), ada orang yang meminta-minta uang dan tampaknya sangat membutuhkan. Kakek gw yg saat itu sedang musafir, tanpa berpikir panjang lagi langsung menyerahkan uangnya yang tinggal seribu itu. Padahal saat itu kakek gak punya ongkos untuk pulang dan jelas2 dia gak punya ATM untuk ambil uang. Tapi beliau positif thinking aja, rezeki dari Allah, akan kembali kepada Allah. Kalau kita berserah diri pada Allah, Allah akan menolong kita. Eh bener, beberapa jam kemudian kakek gw ketemu keponakannya yang langsung ngasih sangu 10.000 rupiah. Tapi gw belum bisa sezuhud dan seikhlas kakek gw. Mudah2an suatu saat bisa.

    BalasHapus
  2. jadi manusia biasa aje. nggak usah jadi malaikat lah. ngedo'ain orang doang aja boleh yg penting ikhlas. kalo terlalu generous tar disembur sama laki/bini di rumah ribet dah urusan :))

    BalasHapus
  3. Mudah2an karena masih ada hubungan darah, bisa ikutan zuhud Na....amien
    Kita sama2 saling doain ya...

    BalasHapus
  4. Waa, kalo saya sih niat dari awal tidak jadi manusia biasa mas, sebisanya jadi lebih dari biasa...Kan sudah dikasih predikat sama Allah di QS 3:110 " Kuntum Khayru ummatun ukhrijat linnas .." Masa ga percaya..?
    Jadi, tawakal harus, ikhtiar juga mesti, laper kan ga bisa kenyang hanya dengan doa..mesti dijalanin juga kaidah syababiah nya. Ada laper, ada makanan, ada sumbangan buat beli makanan.
    Supaya ga disembur ma laki/bininya, diajakin belajar bareng supaya fikrah/pemikirannya sama mas...(^_^)v

    BalasHapus
  5. hehe abis dapetnya yang galak sih Ing.... jiper juga :p

    BalasHapus
  6. nyumbang yooo.....
    sekali-kali yang nuntut ilmu juga di sumbang dong.....
    " lan tanaalul birro hatta tumfiqu mimma tuhibbun....." ( QS:Al- Imran : 92
    --------------------------------------------------------------------------------
    " QS 3:104 " Kuntum Khayru ummatun yad'una illal Khayr....."
    -------------------------------------------------------------------------------------
    eh... bunyi ayatnya salah....
    yang bener " wal takum minkum ummatun yad'una ilal khair...
    mat kenal yah.....from cairo..

    BalasHapus
  7. Eh iya makasih ya, sudah ku betulin tu ya...Salam kenal juga..

    BalasHapus
  8. mbak ingke sayang, suamiku juga pernah bilang gitu sama pas aku harus berhenti kerja karena sakit... waktu itu aku paniiiik banget mbak, takut kehilangan rumah, nggak bisa bayar tagihan ini itu (listrik, telpon, tv), ya ampunnn... waktu aku bilang ke suamiku aku ketakutan dia bilang, nggak usah takut, Allah selalu menyediakan segala sesuatunya untuk kita. amin, aku bilang... mbak ingke benar sekali, jazakillah! ;)

    BalasHapus
  9. Mbak Ingke salam ukhuwah, sering liat komennya di tempat silvi... ini baru mampir. Iya mbak, jadi ingat hadits " tidak berkurang hartamu bila bersedekah" ... gitu deh kira2. InsyaAllah Allah akan memberi balasannya dalam bentuk lain, entah itu kesehatan, kesempatan dan mungkin bertambahnya rizki... eh iya gak sih?

    BalasHapus
  10. Iya bener ibu aci..salam ukhuwah juga ya

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tips-tips ikut Medical Check Up buat Muslimah berkerudung

Sabtu kemarin, gue kebagian 'melaksanakan' General Medical Check Up dari kantor di sebuah RS rujukan di deket-deket kantor juga . Secara gue pake kerudung, gue agak was was juga soal pelaksanaanya. Kan masih ada juga yang mempermasalahkan dan ga mau tau soal peserta yang berkerudung. Untuk itu, gue tanya-tanya ke temen-temen yang udah duluan ambil jatahnya. Maka gue siap dengan gamis kaos yang disambung bahan jeans yang lebar, jadi agak selesa (-bahasa nya Datin Siti Nurhaliza nih-) dipake buat lari-lari di treadmill, running shoes dan kerudung ganti, in case aja sih. Tapi ternyata, bukan di bagian treadmill masalahnya, justru di foto thorax yang ribet. Si Bapaknya maksa, supaya kerudungnya di buka aja, soalnya kerudung gue mengandung peniti-peniti. Gue ngerti, dan gue udah menyiasatinya dengan menarik juntaian kerudung berpeniti itu ke leher gue, kan leher gue ga ikutan di photo kan? thorax itu bagian dada aja kan? yang bakal diobserve kira-kiranya paru-paru dan organ lainnya

[Recipe] Lahm Mugalgal

Yup, gara-gara idul adha kemarin dapet kiriman sedikiiiit daging kambing lean dari tetangga depan, jadi deh mraktekin resep yang di dapet dari acara Buletin Siang. Tentu pake acara modifikasi secara itu hari libur, males belanja tambahan bumbu, pake yang ada ajah. Sederhana banget, ya bahannya ya caranya, tapi rasanya cukup enak kata gue, calon bapak plus calon mbah, hehe.. Bahan : Daging kambing, iris tipis Bawang Bombay, iris tipis memanjang Tomat, iris tipis memanjang Cabe ijo (aslinya pake Paprika Hijau), iris tipis memanjang Bumbu : Bawang Putih, geprek, cincang halus Bubuk Kari Bubuk Jintan Bubuk Merica Hitam Garam Gula dikiit Minyak Sayur Dikit untuk menumis. Cara membuat : Tumis bawang putih dan bawang bombay sampai harum. Masukkan daging kambing, oseng-oseng sampai daging matang. Masukan bumbu-bumbu secukupnya. Test rasa, kalo ada yang kurang, silakan tambahkan to taste. Terakhir saat semua sdh pas, masukkan irisan tomat dan cabe hijau. Aduk-aduk sebentar. Siap dihidangkan b

Hidroponik - Cara Melubangi Styrofoam

Pernah lihat styrobox untuk tempat ber-hidroponik-ria kan? Awal membuat lubang-lubang seukuran netpot itu saya gunakan pisau roti yang ujungnya tajam dan bergerigi. Tapi selain lama, koq ya tidak rapi. Lihat punya teman-teman koq mulus tepi lubangnya. Alhamdulillah ada yang sudah sharing di group komunitas hidroponik yang saya ikuti. Bahannya ternyata cukup kawat dan kayu saja. Jadi step nya sbb : 1. Kawat dibuat lingkaran sesuai diameter yang diinginkan 2. Belitkan sisa kawat pada batang kayu (saya pake sumpit bambu sekali pakai), gunanya supaya tidak membuat tangan melepuh saat dipanaskan ^_^ 3. Beri tanda pada tutup styro box lokasi pelubangan 4. Panaskan lingkaran kawat tadi pada kompor, hingga terlihat merah. 5. Langsung tekan pada styrobox sesuai pola. 6. Tada..lubang lebih rapi dan hanya perlu hitungan detik :) Untuk mendapatkan gambaran jelas, monggo dilihat saja gambarnya :) Selamat mencoba...