Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2008

Alasan kenapa gue jatuh cinta sama kantor gue

Kantor gue ituh ditinjau dari sisi mana ajah menyenangkan banget... Kalo boleh dibikin point per point, gue makin bersyukur (pernah) berada di dalemnya. I've always been and will fall for this venue since the first time I saw this place once in early 90s. Dan beneran jatuh cinta sejak pertama kali gue dateng buat pertama kali interview mid of 2000.  Kira-kira, beginilah kelebihannya : 1. Lokasi yang strategis     Iyalah, dia adanya di perempatan Pancoran yang gampang buwat ke mana-mana . Ke Blok M sekali dan amat sangat banyak pilihan bisnya 45,616,P4,300,107,57 ada yang  kelewat? Pls feel free to add some more. Ke Plaza Semanggi? Ini lebih banyak lagi, apaan aja yang arahnya ke Grogol, ke   Kalideres, Ke Tanah Abang, mesti lewat sinih Ke UKI? Ke Rambutan? Ke Kp Melayu? ke Ps Baru? you name it lah, semua tinggal naik bus satu  kali. Ke Bandara? DAMRI dari Ps Minggu tiap stenga jam lewat. Cuma ke Ambas aja, yang naik bisnya ngruwetin, tapi naik taxi justru malah lebih enak,

Mabuk sabun tangan

Kenapa ya, dari mulai masuk kantor ini taun kapan itu sampe sekarang, sabun cuci tangan yang tersedia itu gaaa pernah  bener. Ga benernya itu, mulai dari yang baunya kayak bau obat pengeriting rambut, sampai yang baunya harum ga jelas bikin mulek. Heran, apa ga bisa ya kantor mbeliin sabun yang baunya itu buah-buahan nan kiyut yang iklannya sliweran di tipi. Meskipun demikian, untuk alasan kebersihan dan kesucian, tiap keluar dari toilet, cuci tangan ya musti. Jadi hari ini, untuk kesekian kalinya, gue mabuk kala menggunakan tangan gue sendiri. Baunya itu lho...mana tahaaaan (di lafalkan dengan gayak tessy)

Selalu ada sebab dibalik semua...

  Beberapa waktu yang lalu gue tertambat ke sebuah blog yang penulisnya adalah nama besar (paling tidak menurut gue) di jagat kebebasan. Latar belakangnya yang sangat islami, tidak sanggup terpikir apa sebabnya, hingga ia terdampar di tempat dan komunitas yang menurutku sangat jauh dari apa yang kupahami. Dari situ juga gue mendapati pendapat dari sebuah nama yang juga dikenal, mantan istri dari seorang pengamat politik yang pernah  gue kagumi. Yang jago menggambar tokoh dan mengirimkannya melalui fax buat anak tercintanya, saat beliau ada di luar kota dan merasa kangen.  Mereka bercerai. Perbedaan prinsip alasannya. Tak lama, pengamat politik muda ini menyunting seorang janda cantik mantan presenter stasiun televisi khusus berita di Makkah sana. Paling tidak, sepertinya gue jadi bisa lebih menduga-duga, prinsip yang beda itu salah satunya, ya itu lah. waktu itu gue menggerutu, kurang apa lagi sih istrinya, pintar, cantik. Tapi sekarang gue lebih bisa mengerti... size=2>   size=2>

[Review]Tokyo Banana : My First Banana Moon Gaufrette

Senangnya, akhirnya gue bisa ngrasain salah satu dari sekian banyak varian dari Tokyo Banana. Temen Goethe gue balik, Sisca Onnie, dari Jepang minggu lalu, dan senin kemarin, pas daftar ulang buat term berikutnya, gue diserahi (ih emang ada ya, kata seperti ini?)sebentuk tipis dalam bungkusan kuning muda. Gue bulak balik dengan penuh sukacita, yang terlihat cuma logo khasnya, sebatang pisang dengan pita di atasnya dan segambreng huruf kanji. Yang gue bisa baca cuma expire datenya yang emang bentuknya angka arab. Trus darimana gue tau itu jenisnya gaufrette ? Nama ini ada tercetak di badan si kue, Banana Moon Gaufrette . Sebentuk wafel tipis garing gurih setengah lingkaran dengan krim pisang warna kuning muda di dalem lipatannya. Gue yang musuhan sama segala krim kocok manis, terpaksa kibarin bendera putih, can't resist to this one! Dan rasanya? Enak banget.....padahal aslinya gue ga terlalu suka pisang. Masing-masing dengan rasa sederhana, gaufrette nya gurih, sedikit mani