Langsung ke konten utama

OB dan Coffe Machine


Tadinya sih cuma mau posting foto vending machine baru di tempat gue. Tapi ada cerita seru dibalik adanya mesin itu.

Jadi begini cerita nya (halah)

'Kepala Sekolah' alias GM baru di divisi gue lagi getol bikin penghematan sana-sini.

Kalo diliat sepintas bagus sih. Gue juga setuju. Terlalu banyak sumber daya yang suka dipake sembarangan.

Tapi seringnya keputusannya suka kurang jelas, ga konsisten dan kurang manusiawi.

Mulai dari penghematan stationary, penghematan standby car (masih di kaji)

Penghematan paling baru dan sudah diimplementasikan dari dia adalah mengurangi jumlah OB di divisi gue. Dari dua orang jadi satu saja.

Menurut Kepala Sekolah gue, kami terlalu manja dengan minta dibuatin tiap pagi dan additional di sore hari.

Gue ga terlalu setuju sama kebijakan yang satu ini karena sebenernya tugas bikin sih efeknya ga terlalu signifikan. Yang utama kan nganter dokumen ke sana kemari itu lho. Lagian berapa sih gaji OB itu, plus lembur di sabtu ato minggu aja, belum tentu lebih dari uang makan siang si GM selama sebulan.

Nurut gue mah, kalo mau hemat, mustinya segala expat yang ga jelas itu lah yang mustinya dipulangin. Baru tuh signifikan.

Berkenaan dengan itu, kami diinfo-lebih tepatnya diwarning- lewat email, untuk tidak lagi minta tolong ke OB lama yang sudah dipindah pembiayaannya ke divisi sebelah.  

Kaitan cerita ini dengan judul adalah, solusi yang diberikan GM gue itu, untuk bikin minum/kopi, disediakan coffee machine dari merek terkenal.

Awalnya mesin ini mau diletakkan di ruangan kita. Tapi karena divisi lain--kecuali training center-- ga ada yang punya, jadilah si mesin ini 'disembunyikan' di pantry. Lumayan sih ada beberapa pilihan yang kalo kita pencet (trus kedengeran berbunyi "ting") keluar deh racikan minuman yang kita inginkan. Walopun untuk beberapa pilihan dari 6 jenis yang tersedia mesti ditambah gula lagi supaya pas dengan selera.

Hari-hari awal, gue yang normalnya cuma minum teh manis di pagi hari, jadi bisa bulak-balik mencet dalam sehari untuk nyobain dan nimbang-nimbang, mana yang paling enak hehe. Dan itu ga terjadi sama gue doang lho. Artinya malah lebih boros ya ga sih?!

Dan perkembangan paling akhir adalah prilaku ga adil dari beberapa kolega di ditempat gue ini.

Yaitu masih minta tolong ke OB lama yang mana divisi kami sudah ga bersedia nanggung. Dan saat dikonfirmasi temen gue yang ini, sekretaris yang ngeluarin email itu ngeles dengan bilang "Ga nyuruh koq cuma minta tolong "

Nyolot ga sih kalo denger kayak gitu.Temen gue ini kan cuma kasihan sama OB yang ga bisa nolak. Nyuruhnya mau tapi mbayarnya ogah.

Yah begitulah, vending machine itu emang lumayan membantu, tapi juga bukan solusi kan?

Komentar

  1. hihihi, kayaknya emang masalah expat di mana-mana sama ya?
    kapan indonesia punya perusahaan multinasional dan orang indonesia jadi expat di negara lain yah =(

    BalasHapus
  2. hehe..kayaknya ceritanya mesti ditambahin di bagian akhir "akhirnya temen gue itu gak pernah diajak ngomong lagi sama si sekretaris"...hi..hi.....

    BalasHapus
  3. Plus, temennya temen gue --yaitu gue-- juga akhirnya ga diajak ngomong...hehe

    BalasHapus
  4. Huauauaa...peng-hire-an expat-nya gak guna banget ya mba? hehhee... Btw...itu vending machine seru bener...Masukin koin berapa tuh mba supaya bunyi "cring" itu dan berhasil membikin cappuccino? Seru beneeer ya bisa milih getoh. Di kita coffee machine-nya cuma bisa ngeluarin black coffee karena kalo mau bikin cappuccino harus usaha juga masukin cream dan diaduk otomatis hehehee...

    BalasHapus
  5. Gitu deh, gak pake koin atuh Sil, bisa cuman seminggu sekali mampir ke pantry hehehehe
    Dan jumát kemarin ada yang lebih heboh lagi...ntar lah ingke tulis di next chapter yak...

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tips-tips ikut Medical Check Up buat Muslimah berkerudung

Sabtu kemarin, gue kebagian 'melaksanakan' General Medical Check Up dari kantor di sebuah RS rujukan di deket-deket kantor juga . Secara gue pake kerudung, gue agak was was juga soal pelaksanaanya. Kan masih ada juga yang mempermasalahkan dan ga mau tau soal peserta yang berkerudung. Untuk itu, gue tanya-tanya ke temen-temen yang udah duluan ambil jatahnya. Maka gue siap dengan gamis kaos yang disambung bahan jeans yang lebar, jadi agak selesa (-bahasa nya Datin Siti Nurhaliza nih-) dipake buat lari-lari di treadmill, running shoes dan kerudung ganti, in case aja sih. Tapi ternyata, bukan di bagian treadmill masalahnya, justru di foto thorax yang ribet. Si Bapaknya maksa, supaya kerudungnya di buka aja, soalnya kerudung gue mengandung peniti-peniti. Gue ngerti, dan gue udah menyiasatinya dengan menarik juntaian kerudung berpeniti itu ke leher gue, kan leher gue ga ikutan di photo kan? thorax itu bagian dada aja kan? yang bakal diobserve kira-kiranya paru-paru dan organ lainnya

[Recipe] Lahm Mugalgal

Yup, gara-gara idul adha kemarin dapet kiriman sedikiiiit daging kambing lean dari tetangga depan, jadi deh mraktekin resep yang di dapet dari acara Buletin Siang. Tentu pake acara modifikasi secara itu hari libur, males belanja tambahan bumbu, pake yang ada ajah. Sederhana banget, ya bahannya ya caranya, tapi rasanya cukup enak kata gue, calon bapak plus calon mbah, hehe.. Bahan : Daging kambing, iris tipis Bawang Bombay, iris tipis memanjang Tomat, iris tipis memanjang Cabe ijo (aslinya pake Paprika Hijau), iris tipis memanjang Bumbu : Bawang Putih, geprek, cincang halus Bubuk Kari Bubuk Jintan Bubuk Merica Hitam Garam Gula dikiit Minyak Sayur Dikit untuk menumis. Cara membuat : Tumis bawang putih dan bawang bombay sampai harum. Masukkan daging kambing, oseng-oseng sampai daging matang. Masukan bumbu-bumbu secukupnya. Test rasa, kalo ada yang kurang, silakan tambahkan to taste. Terakhir saat semua sdh pas, masukkan irisan tomat dan cabe hijau. Aduk-aduk sebentar. Siap dihidangkan b

Hidroponik - Cara Melubangi Styrofoam

Pernah lihat styrobox untuk tempat ber-hidroponik-ria kan? Awal membuat lubang-lubang seukuran netpot itu saya gunakan pisau roti yang ujungnya tajam dan bergerigi. Tapi selain lama, koq ya tidak rapi. Lihat punya teman-teman koq mulus tepi lubangnya. Alhamdulillah ada yang sudah sharing di group komunitas hidroponik yang saya ikuti. Bahannya ternyata cukup kawat dan kayu saja. Jadi step nya sbb : 1. Kawat dibuat lingkaran sesuai diameter yang diinginkan 2. Belitkan sisa kawat pada batang kayu (saya pake sumpit bambu sekali pakai), gunanya supaya tidak membuat tangan melepuh saat dipanaskan ^_^ 3. Beri tanda pada tutup styro box lokasi pelubangan 4. Panaskan lingkaran kawat tadi pada kompor, hingga terlihat merah. 5. Langsung tekan pada styrobox sesuai pola. 6. Tada..lubang lebih rapi dan hanya perlu hitungan detik :) Untuk mendapatkan gambaran jelas, monggo dilihat saja gambarnya :) Selamat mencoba...