Berkali-kali setelah menikah ini saya merasa bersyukur, tidak seperti saat sebelum menikah, saya ragu, akankah laki-laki yang meminang saya membawa saya pada kebaikan?
Ya, saya benar-benar merasa bersyukur..Allah telah mengirimkan laki-laki yang saya butuhkan, meski pada awalnya bukan saya inginkan.
Kesederhanaannya menarik saya kembali ke bumi yang seringkali membumbung terlalu tinggi dalam harapan
Kesabarannya mampu membuat saya menitikkan air mata, karena saya sadar, saya terlalu egois
Saya sungguh-sungguh beruntung diletakkan dalam keluarga baru saya, saya, laki-laki itu dan ibunya.
Perhatian tulus yang diungkapkan oleh semua anggota keluarga kecil ini dengan berbagai hal, sarapan hangat di meja sebelum berangkat, bekal makan siang dan teh manis hangat setiap pulang. Tidak pernah absen saya dapati.
Saya sampai tidak bisa berhenti menangis ketika suatu sore laki-laki itu menghilang dan kembali dengan tangan dipunggungnya.
Dan disertai senyum terkembang dia tunjukkan apa yang dia bawa, dia membelikan saya masker untuk mengendarai motor!
Menurutnya saputangan yang saya gunakan sbagai masker tidak cukup baik untuk menyaring udara kotor jakarta.
Bagaimana dengan mata terpejam dia tetap bersemangat memberikan pijatan di kaki karena menginjak 4 bulan kehamilan saya , sering kram.
Duhh Rabbi, benarlah lebih indah cinta yang engkau tumbuhkan dalam naungan pernikahan, karena ia dibingkai dengan semangat berlari mencari ridhaMu juga...
Ditulis bulan Aug 2008 ,Tulisan ini sekedar mengingatkan kala riak2 kecil menyapa...Still I will be grateful
PS : Sudah ada anggota b aru dalam keluarga kami sekarang, Kaka Hafidz Rabbani (29bln) dan Muthia Almaira Rahmani (3bln)
Komentar
Posting Komentar